Gambar Sampul Antropologi · Bab I Kesamaan dan Keragaman Budaya
Antropologi · Bab I Kesamaan dan Keragaman Budaya
Dyastriningrum

22/08/2021 09:07:03

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

.

ANTROPOLOGI

Kelas XI

Tim Penyusun

Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional

dilindungi oleh Undang-Undang

Penulis:

Dyastriningrum

Editor:

Wijayanto

Ilustrator:

Suhardi

Sumadi

Arief S. Adham

Doly Eny Khalifah

Fitriah

Desainer kover:

Puguh Supriyanto

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit PT. Cempaka Putih

Diperbanyak oleh ....

301.07

DYA DYASTRININGRUM

a

Antropologi : Kelas XI : Untuk SMA dan MA Program Bahasa

/ Penulis Dyastriningrum ; Editor Wijayanto ; Ilustrator Suhardi dkk

. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

vii, 90 hlm. : ilus. ; 29 cm.

Bi bliografi : hlm. 90

In deks : hlm. 87

IS BN 978-979-068-222-1 (nomor jilid lengkap)

IS BN 978-979-068-225-2

1. Antropologi-Studi dan Pengajaran I.

Judul II. Wij

ayanto

III. Suhardi

Ukuran Buku:

21 x 29,7 cm

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional,

pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari

penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs

internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran

melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya

kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh

para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), diganda-

kan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun,

untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus

memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa

buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di

seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri

dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada

para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini

sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan

mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Februari 2009

Kepala Pusat Perbukuan

iii

iv ANTROPOLOGI Kelas XI

Membentuk Manusia Indonesia Berbudaya dan Bervisi Global

Sejak zaman purba, manusia telah memiliki kebudayaan. Interaksinya dengan

alam sekitar dan sesamanya, mampu membentuk sebuah kehidupan yang unik

dan khas. Unik karena kehidupan yang terbentuk merefleksikan tantangan dan

kesulitan zaman yang dihadapinya. Khas karena kebudayaan yang terbentuk itu

berbeda dengan kebudayaan masyarakat yang hidup pada zaman yang lain. Dari

waktu ke waktu, kebudayaan masyarakat senantiasa bergerak dan berkembang ke

arah kemajuan seiring dengan majunya pola pikir dalam kehidupan mereka.

Kebudayaan yang terbentuk itu akan memengaruhi kehidupan manusia pada

periode berikutnya. Demikianlah,

manusia sejatinya adalah pencipta

kebudayaan, namun di pihak lain kebudayaan jugalah yang membentuk

perilaku manusia sesuai dengan lingkungannya.

Interaksi manusia dengan alam dan manusia lainnya itulah yang menarik

untuk dikaji. Ilmu Antropologi berperan penting dalam mengungkap fenomena

sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat. Keberagaman budaya di satu sisi

memang membuka pintu bagi terjadinya disintegrasi sosial, namun di sisi lain

merupakan peluang bagi pembelajaran demokrasi dan hidup dalam kebersamaan.

Bahwa kita sejak lahir memang telah berbeda namun tidak ada gunanya

memperbesar perbedaan itu.

Buku ini disusun dengan tujuan agar bisa dijadikan

media bagi siswa untuk

mengenal keanekaragaman budaya bangsa sekaligus menjadi latihan siswa

dalam mencarikan solusi atas permasalahan sosial budaya yang ada di

hadapannya

. Selain menyajikan antropologi dalam tataran keilmuan, buku ini

juga menghadirkan beragam budaya, tradisi, dan serangkaian fenomena sosial

budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Penyajiannya

mengedepankan kebutuhan siswa, oleh karena itu dikemas secara kontekstual

dalam bahasa siswa.

Pembelajaran Antropologi akan berhasil apabila kamu mampu

menyerap

antropologi sebagai pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari, terutama dalam menyikapi perbedaan latar budaya, masyarakat, bahasa

dan kepercayaan di masyarakat

. Karena dengan memiliki kompetensi itu,

keanekaragaman bangsa Indonesia tidak akan pernah menjadi masalah bagi kita.

Itu bisa kamu mulai dari dirimu sendiri dengan bantuan buku ini. Selamat belajar!

Klaten, Mei 2007

Penyusun

Daftar Isi v

Copyright, ii

Kata Sambutan iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi, v

Spesifikasi Buku Ini, vi

Bab I

Kesamaan dan Keragaman Budaya, 1

A. Aneka Macam Kebudayaan, 3

B. Hubungan Antarkebudayaan, 13

C. Diversitas Kebudayaan, 16

Bab II Pewarisan Budaya dan Integrasi Nasional, 27

A. Kebudayaan, 29

B. Dinamika Kebudayaan, 36

C. Integrasi Nasional, 46

D. Pewarisan Budaya, 49

Latihan Ulangan Semester, 55

Bab III Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan Di Indonesia, 59

A. Bahasa dan Dialek, 61

B. Hubungan Bahasa dan Dialek, 72

C. Tradisi Lisan, 74

D. Rumpun Bahasa Austronesia, 77

E. Peduli pada Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan, 79

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas, 83

Indeks, 87

Daftar Pustaka, 90

vi ANTROPOLOGI Kelas XI

Spesifikasi Buku Ini vii

1

Kesamaan dan Keragaman Budaya

Melalui telaah berita-berita di media

massa/internet dan pengamatan

sederhana, saya akan mencari contoh

potensi keragaman bagi masyarakat.

Manusia dan kebudayaan adalah

dua unsur yang tidak dapat dipisah-

kan. Setiap manusia memiliki kebu-

dayaan, oleh karenanya terbentuklah

keanekaragaman budaya. Pada bab

ini, saya ingin mempelajari kesamaan

dan keragaman budaya tersebut.

Saya akan mengamati berbagai

budaya lokal, pengaruh budaya

asing dan hubungan antarbudaya.

Melalui pengamatan langsung, saya

akan menemukan masalah-masalah

akibat keragaman kebudayaan. Selan-

jutnya, saya akan menentukan solusi

tepat dalam penyelesaiannya.

Akhirnya, saya mampu menemukan

keragaman budaya yang ada di

Indonesia serta mampu menyikapi

keragaman tersebut dengan sikap

yang bijaksana.

2

ANTROPOLOGI Kelas XI

Pernahkah kamu melihat tarian di atas? Di Indonesia dikenal beberapa

bahkan banyak tarian daerah. Salah satunya tarian di atas. Di daerah

Nanggroe Aceh Darussalam saja memiliki banyak jenis tarian daerah, seperti

tari Saman, Seudati, Rapai Geleng, Teteb Meuseukat, Likok Pulo, Ranup

Lampuan, Tarek Pukat, tari Guel, dan tari Bine dari Gayo. Belum lagi jika

seluruh kekayaan Indonesia diklasifikasikan secara jelas akan tampak betapa

menakjubkannya bangsa Indonesia. Lantas, pertanyaannya sekarang adakah

potensi yang muncul dari keberagaman budaya tersebut? Pernahkah kamu

memikirkan bahwa dengan beragamnya budaya mampu menimbulkan

masalah? Bagaimanakah seharusnya menyikapi keadaan tersebut?

Sumber:

Profil Propinsi Republik Indonesia (Aceh), halaman 128–129

3

Kesamaan dan Keragaman Budaya

A. Aneka Macam Kebudayaan

Sebagai makhluk yang dikaruniai akal, cipta dan rasa,

manusia mampu berpikir, berlogika dan berkarya. Oleh

karena kelebihan itu, banyak hasil karya diciptakan

manusia mulai dari kesenian, rumah, bahasa, benda, dan

lain-lain. Kesemua itu menghasilkan kebudayaan. Pada

dasarnya setiap daerah mempunyai kebudayaan masing-

masing di mana setiap kebudayaan memiliki karakteristik

yang berbeda-beda. Situasi ini menjadikan kebudayaan

digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu kebudayaan lokal,

kebudayaan nasional, dan kebudayaan asing. Penggolongan

tersebut tentunya digolongkan berdasarkan kacamata

Indonesia. Lantas, apa itu kebudayaan? Serta apa yang

dimaksud dengan kebudayaan lokal, nasional, dan asing?

1. Konsep Kebudayaan

Apakah sesungguhnya kebudayaan itu? Sampai saat ini banyak

sekali definisi mengenai konsep kebudayaan tersebut. Namun

demikian, pada intinya definisi-definisi tersebut tidak jauh berbeda.

Kebudayaan yang terdapat di seluruh permukaan bumi adalah

hasil budidaya manusia. Kebudayaan tersebut muncul karena manusia

saling berinteraksi. Interaksi antarmanusia tersebut lalu membentuk

suatu komunitas sosial. Dari komunitas sosial tersebut lalu terciptalah

berbagai pola tindakan yang akhirnya membentuk suatu kebudayaan.

Sumber:

Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 68

Gambar 1.1

Setiap daerah memiliki karakteristik

masing-masing sebagaimana orang

Papua.

budaya, budaya lokal, budaya

nasional, budaya asing, kebu-

dayaan, keragaman kebuda-

yaan, empati, dan simpati

Kesamaan dan Keberagaman Budaya

Hubungan

Antarbudaya

Potensi

Keberagaman

Budaya

Penyelesaian

Masalah

Akibat

Keberagaman

Toleransi dan

Empati

terhadap

Keberagaman

Budaya

4

ANTROPOLOGI Kelas XI

Hari Poerwanto mengatakan bahwa

culture

(bahasa Inggris) dan

colere

(bahasa Latin) jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

adalah kebudayaan. Namun, secara lengkap kebudayaan memiliki

definisi yang lebih dalam. Melalui buku

Kebudayaan dan Lingkungan

dalam Persepektif Antropologi

, Hari Poerwanto menjelaskan banyak

hal mengenai kebudayaan. Demikian halnya dengan Koentjaraningrat

banyak menjelaskan kebudayaan di dalam bukunya

Pengantar

Antropologi

.

Kebudayaan memiliki definisi yang beragam. Banyak ahli yang

mencoba membuat definisi kebudayaan tersebut. Penekanannya

terletak pada manusia menjalani kehidupan dengan berbagai cara dan

tercermin di dalam kehidupan mereka melalui pola tindakan (

action

)

dan kelakuan (

behavior

).

a. Koentjaraningrat mengatakan bahwa beberapa pakar

antropologi terkenal seperti C.C. Wissler (1916),

C. Kluckhohn (1941), A. Davis, atau A. Hoebel men-

jelaskan bahwa tindakan kebudayaan adalah suatu

learned behavior

, yakni suatu hasil budidaya berupa

kebiasaan yang di dapat melalui proses belajar. Jadi,

manusia di dalam kehidupannya selalu melakukan

tindakan belajar untuk menjalani kehidupannya.

Kebiasaan belajar tersebut dilakukan terus secara

berkelanjutan hingga manusia mampu menjalani

kehidupannya dengan segala proses pembelajaran

tersebut.

b. Koentjaraningrat berikutnya menjelaskan bahwa

ke-

budayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindak-

an, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar

.

Lebih lanjut beliau merinci bahwa kata ”kebudayaan” berasal dari

kata Sanskerta

buddhayah

.

Buddhayah

adalah bentuk jamak dari

buddhi

.

Buddhi

memiliki arti budi atau akal. Di dalam

antropologi–budaya, budaya dan kebudayaan memiliki makna

yang sama. Budaya hanyalah suatu bentuk singkat dari kata

kebudayaan. Namun demikian, menurut sosiologi ada perbedaan

antara budaya dan kebudayaan. ”Budaya” adalah suatu daya dari

budi berupa cipta, karsa, dan rasa. Adapun kebudayaan adalah

hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut.

c. E.B. Tylor (1881) melalui Hari Poerwanto mengatakan bahwa

melihat suatu kebudayaan adalah melihat perubahan budaya

berdasarkan atas teori evolusi. Menurutnya, kebudayaan adalah

keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat, dan berbagai

kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai

anggota masyarakat

.

d. C. Kluckhohn (1952) melalui Hari Poerwanto mengatakan bahwa

kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku, baik

eksplisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalui

simbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari

kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam

benda-benda materi.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.2

Kebudayaan didapat dari proses pembela-

jaran.

5

Kesamaan dan Keragaman Budaya

Sumber:

Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 55

Gambar 1.3

Makanan sesaji tradisional salah satu hasil

kebudayaan.

e. Linton (1936) dan A.L. Kroeber (1948) melalui Hari Poerwanto

mengatakan bahwa melihat kebudayaan melalui pemikiran

his-

torical particularism

, budaya, dan personalitas. Dalam bukunya

The Study of Man

(1936), Linton mengatakan bahwa di dalam

kehidupan ada dua hal penting, yakni:

1) Inti Kebudayaan (Cover Culture)

Inti kebudayaan terdiri atas:

a) Sistem nilai-nilai budaya.

b) Keyakinan-keyakinan keagamaan yang dianggap keramat.

c) Adat yang dipelajari sejak dini dalam proses sosialisasi

individu warga masyarakat.

d) Adat yang memiliki fungsi yang terjaring luas dalam

masyarakat.

2) Perwujudan Lahir Kebudayaan (Overt Culture)

Perwujudan lahir kebudayaan adalah bentuk fisik suatu ke-

budayaan, misalnya alat-alat dan benda-benda yang berguna.

Covert Culture

adalah bagian kebudayaan yang sulit diganti

dengan kebudayaan asing atau lambat mengalami perubahaan.

f.

Malinowski (1945) melalui Hari Poerwanto dikatakan bahwa

melihat kebudayaan dengan sudut pandang

structural function-

alism

. Pada

structuralism functionalism

, Malinowski berupaya

melihat fungsi kebudayaan berikut fungsi unsur-unsur kebuda-

yaan. Kesenian berfungsi memberi penghiburan dan pelepas

ketegangan, keluarga berfungsi sebagai pemberi rasa aman dan

mesra, juga pelanjut keturunan. Setiap unsur kebudayaan memi-

liki fungsi yang saling terkait.

g. Levi Strauss (1972) melihat kebudayaan dengan sudut

pandang

structuralism

.

Structuralism

adalah sudut

pandang melihat kebudayaan dengan memeriksa

struktur-struktur yang ada di dalam kebudayaan

berikut perulangan-perulangan yang muncul di dalam

kebudayaan. Dari kategorisasi dan perulangan, lalu

dapat dilihat struktur dalam suatu kebudayaan berupa

pemikiran di bawah sadar suatu suku bangsa. Bangsa

Korea memiliki bendera dengan struktur lima simbol.

Di dalam kehidupannya pun, kebudayaan Korea banyak

sekali menggunakan lima jenis. Makanan sesaji

tradisionial disajikan dengan lima jenis makanan dalam satu

tempat, lima warna dalam satu tempat, dan lain sebagainya.

h. Lucman (1979) melalui Hari Poerwanto dikatakan bahwa melihat

kebudayaan dengan sudut pandang

ethnometodology

. Kebudayaan

dilihat melalui kacamata ilmu suku bangsa.

Pada deskripsi di atas telah dipaparkan secara jelas tentang pengertian

kebudayaan. Bermodalkan wawasan dan pengetahuanmu tersebut, cobalah

adakan pengamatan sederhana di lingkungan sekitarmu. Temukan dan

catatlah kebudayaan yang ada. Pada dasarnya setiap daerah memiliki kebu-

dayaan tidak terkecuali di daerahmu. Tulislah hasilnya dalam bentuk

pengamatan. Selanjutnya presentasikan di depan kelas!

6

ANTROPOLOGI Kelas XI

Pendapat Prof.Dr. Koentjaraningrat tentang

Antropologi dan Kebudayaan

Nama Koentjaraningrat tidak bisa kita pisahkan saat berbicara tentang

kebudayaan dan antropologi. Beliau adalah pendiri jurusan antropologi Uni-

versitas Indonesia dan perintis jurusan yang sama di tujuh universitas di

Indonesia. Mari kita ikuti bagaimana pendapatnya tentang antropologi,

kebudayaan daerah, dan kebudayaan nasional berikut ini (diolah dari

Kompas,

23 Januari 1991).

a. Tentang peran antropologi bagi negara Indonesia:

Janganlah mendeskriminasi, janganlah menganggap kebudayaan sendiri

sebagai yang paling tinggi dibandingkan kebudayaan yang lain. Jangan

menganggap kebudayaan Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan

kebudayaan Irian misalnya. Belum tentu. Itu kan pandangan subjektif

menurut seseorang. Tetapi Irian juga memiliki kebudayaan sendiri,

dengan segenap kekuatannya. Apa kekuatannya, itulah tugas

antropologi.

b. Tentang temuan terpentingnya mengenai bangsa Indonesia:

Saya sejak tahun 1970-an banyak meneliti orientasi nilai budaya atau

mentalitas budaya, dengan membandingkan hal ini pada setiap suku

bangsa. Ini penting sekali, misalkan saja pengetahuan ini bisa diterapkan

dalam menjalankan prinsip-prinsip menejemen. Dalam setiap

kebudayaan di setiap suku bangsa ada mentalitas-mentalitas yang cocok

sekali untuk suatu pekerjaan tertentu.

c. Tentang kontribusi antropologi untuk pembangunan bangsa:

Jelas ada, misalkan pendekatan seperti apa yang paling pas untuk

mengelola sebuah bangsa dengan multietnis seperti kita ini. Kita terdiri

dari banyak suku bangsa dengan kebudayaan yang beragam, bahasa

berbeda, agama tak sama. Bagaimana orang-orang semacam ini bisa

hidup bersama, misalkan dalam sebuah komunitas yang kecil mereka

bisa seiya sekata.

d. Tentang persoalan krusial yang dihadapi bangsa masa kini dan masa

depan:

Jangan sekali-kali membesarkan perbedaan, memandang rendah suku

bangsa lain. Kadang-kadang kita secara tak sadar melakukan itu,

merendahkan suku bangsa lain. Misalnya satu suku bangsa disebut

primitif dan suku bangsa lainnya dinilai adiluhung.

e. Tentang disiplin bangsa:

Disiplin itu persoalan ketaatan. Orang Indonesia, terutama Jawa

sebetulnya cukup taat. Pada orang Jawa, anak yang paling terpuji adalah

anak yang taat, manut. Dalam kenyataannya, juga banyak orang Indo-

nesia seperti itu. Tapi ketaatan itu sebetulnya jika ada orang yang

ditakuti. Tetapi jika mulai masuk ke hal-hal yang abstrak, yakni bukan

orang yang mengawasi, di situlah disiplin kita mulai digerogoti.

f. Tentang penetrasi budaya di era globalisasi:

Ikutlah dengan budaya global sebagai partisipan yang tidak hanya pasif

tapi aktif. Kebudayaan Indonesia kita ikut sertakan di dalamnya. Kita

punya karya-karya unggul yang juga bisa menjadi bagian dari

kebudayaan dunia. Misalnya saat menyebut tekstil langsung identik

dengan Indonesia, seperti saat menyebut kosmetika langsung teringat

Prancis.

7

Kesamaan dan Keragaman Budaya

2. Kebudayaan Lokal

Dari manakah kamu berasal? Setiap daerah tentu

mempunyai kebudayaan sendiri. Jika berasal dari daerah

Jawa, kamu mengenal beberapa tarian, lagu daerah, pakaian

daerah, bahasa daerah, dan lain-lain dari daerah kamu

berasal. Namun, ternyata daerah Jawa juga memiliki

kekayaan budaya yang berbeda. Coba perhatikan, daerah

Yogyakarta dan Surakarta adalah dua daerah yang saling

berdekatan. Namun, memiliki motif kain yang berbeda.

Motif kain gaya Surakarta memiliki latar warna cokelat,

sedangkan motif kain gaya Yogyakarta memiliki motif

dengan latar kain berwarna putih. Hal tersebut dikarenakan

keduanya melalui proses pembuatan yang berbeda. Kain

gaya Surakarta sebelum dibatik, diketel terlebih dahulu

hingga kain memiliki latar warna cokelat. Sementara itu,

kain yang bergaya Yogyakarta dikemplong terlebih dahulu.

Dikemplong adalah proses yang dilakukan sebelum

dibatik. Kain mori dipukul-pukul terlebih dahulu dengan

palu yang terbuat dari kayu, setelah itu pola digambar

dengan menggunakan pensil, dan dilanjutkan dengan

pembatikan dengan menggunakan malam (lilin). Begitu

pun juga dengan Bali yang mempunyai kekhasan kain baik

sendiri.

Dari ilustrasi tersebut dapat kamu bedakan bahwa

daerah-daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya

yang beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, sudahkah

kamu tahu tentang budaya lokal?

Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya

masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan

diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu.

Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir,

atau hukum adat.

Indonesia terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak

kekayaan budaya. Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset negara

yang bermanfaat untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia luar,

salah satu di antaranya adalah Candi Borobudur.

Sumber:

Profil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, halaman 9

Gambar 1.4

Contoh batik dari Yogyakarta

Borobudur

Pada tahun 824 M, Candi Borobudur didirikan oleh raja dari Wangsa

Syailendra bernama Samaratungga. Hal tersebut tertulis pada prasasti

Karangtengah dan prasasti Kahulunan. Putri Samaratungga yang bernama

Ratu Pramodawardhani yang akhirnya menyelesaikan candi tersebut.

Representasi alam semesta terdapat pada candi tersebut. Terdapat tiga

bagian penting agama Buddha yang terpatri pada bangunan tersebut. Tiga

bagian penting tersebut adalah:

a. Kamadhatu

b. Rupadhatu

c. Arupadhatu

Sumber:

Indonesia Indah 8, halaman 132

Gambar 1.5

Contoh batik dari Bali

8

ANTROPOLOGI Kelas XI

Adat pernikahan secara tradisional adalah salah satu bentuk

budaya lokal pula. Oleh karena itu, jika ada sepasang pengantin yang

berasal dari daerah yang berlainan, seringkali mengenakan busana

tradisional pernikahan bergantian sesuai dengan busana daerah

masing-masing mempelai. Demikian pula acara tradisi upacara

pernikahan diadakan dua kali, disesuaikan dengan upacara adat

masing-masing mempelai.

Bentuk lain dari budaya lokal adalah tarian tradisional. Tarian

tradisional di Indonesia awalnya dipertunjukkan untuk peristiwa

tertentu seperti panen, kelahiran, pemakaman, dan pernikahan. Saat

ini tradisi tersebut ada yang mengalami pergeseran, tarian

dipertunjukkan untuk acara komersial. Namun demikian, hal tersebut

dapat menjadi salah satu sarana untuk melestarikan budaya lokal,

bahkan untuk memperkenalkan budaya lokal ke tingkat yang lebih

halus.

Bahasa daerah juga salah satu bentuk budaya lokal. Isitilah-istilah

yang berasal dari bahasa daerah sesungguhnya dapat menjadi suatu

kontrol sosial bagi masyarakatnya. Hal ini akan dibahas pada bab

selanjutnya di dalam buku ini.

Bentuk budaya lokal yang lain adalah mitos. Mitos adalah suatu

cerita suci berupa simbol yang mengisahkan peristiwa nyata atau

imajiner mengenai perubahan alam dan asal usul jagat raya, dewa-

dewi, atau kepahlawanan seseorang.

Beberapa bentuk budaya lokal lain di antaranya adalah pakaian

tradisional, folklor, musik tradisional, olahraga tradisional, per-

mainan anak tradisional, kerajinan tangan, dan lain-lain.

Menurut James Danandjaja (dalam Sulastrin Sutrisno, 1985:460),

folklor adalah sebagian kebudayaan Indonesia yang tersebar dan

diwariskan secara turun-temurun secara tradisional. Tradisi ini bisa

berbeda-beda versinya baik dalam bentuk lisan, perbuatan, maupun

alat-alat pembantu pengingat. Kebudayaan Indonesia yang berbentuk

Kamadhatu melambangkan

kaki. Hal ini adalah representasi

dari dunia yang penuh dengan

kama atau nafsu (keinginan)

manusia. Rupadhatu melam-

bangkan dunia yang masih

terikat dengan rupa dan bentuk

meskipun tidak mampu me-

lepaskan dari hawa nafsu. Dunia

ini adalah ”alam antara” yang

membatasi Kamadhatu ’alam

bawah’ dengan Rupadhatu ’alam

atas’. Sementara itu, Arupadhatu

melambangkan tempat bersemayamnya para Buddha yang berada di alam

atas. Pada alam tersebut kebebasan akan hawa dunia yang masih

mementingkan bentuk dan rupa telah tercapai. Kebebasan tersebut

dilambangkan dengan tidak adanya relief sebagai tempat lenyapnya nafsu

dunia.

Relief ada jika disambung dapat mencapai panjang 2.900 m (hampir

mencapai 3 km) dengan 1.460 adegan dan relief dekoratif (hiasan) sebanyak

1.212 buah. Candi Borobudur memiliki 505 buah arca. Itulah salah satu dari

7 keajaiban dunia.

Sumber:

www.pikiran-rakyat.com

Budaya lokal merupakan hasil

cipta karya seni dari daerah.

Dapatkan bahasa daerah ter-

masuk dalam budaya lokal?

Sumber:

Lukisan Sejarah, halaman 11

Salah satu sudut Candi Borobudur.

9

Kesamaan dan Keragaman Budaya

folklor memiliki ciri-ciri khusus antara lain sebagai berikut: bersifat

lisan, bersifat tradisional, versinya berbeda-beda, cenderung

mempunyai bentuk berumus atau berpola, tidak diketahui siapa

penciptanya, mempunyai fungsi dalam kehidupan kolektif yang

memilikinya, berifat pralogis, menjadi hak milik bersama, dan bersifat

polos atau spontan.

Secara garis besar folklor dikelompokkan menjadi tiga antara lain

sebagai berikut (dikutip dari James Danandjaya, 1984).

a. Folklor Lisan

Yang tergabung ke dalam folklor lisan antara lain sebagai berikut.

1) Bahasa rakyat seperti logat, julukan, gelar, bahasa rahasia, dan

sebagainya.

2) Ungkapan tradisional seperti peribahasa, pepatah, dan

sebagainya.

3) Pertanyaan tradisional seperti teka-teki, cangkriman, dan

sebagainya.

4) Puisi rakyat seperti pantun, syair, bidal, pemeo, dan lain-lain.

5) Cerita prosa rakyat seperti mite, legenda, dongeng, dan

sebagainya.

6) Nyanyian rakyat

b. Folklor Sebagian Lisan

Yang tergabung dalam folklor sebagian lisan antara lain sebagai

berikut.

1) Kepercayaan atau takhayul

2) Permainan dan hiburan rakyat

3) Teater rakyat seperti wayang orang (Jawa Tengah), ludruk (Jawa

Timur), lenong (Jakarta), arja (Bali)

4) Adat kebiasaan seperti khitanan, gotong royong, dan lain-lain.

5) Upacara-upacara yang dilaksanakan dalam siklus hidup manusia

6) Tari rakyat seperti Srimpi (Jawa Tengah), tari Tor-tor (Batak),

tari doger (Jakarta).

7) Pesta rakyat seperti selamatan

c. Folklor Bukan Lisan

Folklor bukan lisan lain sebagai berikut.

1) Arsitektur seperti bentuk rumah adat dan lumbung padi

2) Hasil kerajinan rakyat seperti batik, patung, keris

3) Pakaian dan perhiasan seperti pakaian adat

4) Obat-obatan rakyat seperti jamu tradisional

5) Makanan dan minuman tradisional seperti rendang Padang,

gudeg Yogyakarta

6) Alat musik tradisional seperti angklung, gamelan

7) Peralatan dan senjata seperti alat-alat rumah tangga, senjata

untuk berburu

8) Mainan seperti boneka, alat musik, dan lain-lain.

Dalam sebuah folklor biasanya terkandung nilai, petuah, nasihat,

dan pelajaran yang bisa dijadikan cermin bagi orang yang membaca

atau mendengarnya. Agar lebih jelas silakan kamu baca contoh folklor

berikut ini.

10

ANTROPOLOGI Kelas XI

Pada dasarnya setiap daerah memiliki kebudayaan lokal. Budaya lokal ini

dapat berupa cerita daerah, benda kesenian, budaya, pola pikir, dan lain-

lain. Mitos adalah suatu cerita suci berupa simbol yang mengisahkan peristiwa

nyata atau imajiner mengenai perubahan dalam dan asal usul jagat raya,

dewa dewi atau kepahlawanan seseorang. Cobalah tuliskan legenda rakyat

yang kamu kenal dan ceritakan kembali di muka kelas.

Nyi Pohaci

Alkisah Nyi Pohaci terlahir dari sebutir telur yang berasal dari air mata

Dewa Naga Anta. Dewa Naga Anta menangis karena dimarahi oleh Batara

Narada. Sesungguhnya Dewa Naga Anta ingin membantu pembangunan

istananya Dewa Guruingin, namun karena Dewa Naga Anta tidak memiliki

tangan, maka tidak dapat dilakukannya. Tiga tetas air mata Naga Anta

menjelma menjadi tiga butir telur dan digigitnya perlahan untuk dibawa kepada

Dewa Guru.

Dalam perjalanan, ia tidak menjawab sapaan Elang karena mulutnya

penuh dengan telur. Karena tidak menjawab sapaan, Elang lalu menyambar

Naga Anta sehingga dua telur terjatuh ke bumi menjelma menjadi dua ekor

babi hutan yang bernama Kakabuat dan Budug Basu. Sebutir telur yang

selamat akhirnya sampai ke hadapan Dewa Guru dan diperintahkannya Naga

Anta untuk mengerami telur tersebut. Setelah menetas, muncullah seorang

bayi cantik yang diberi nama Nyi Pohaci. Bayi yang cantik tersebut akhirnya

disusui oleh Dewi Umah; istri Dewa Guru. Setelah Nyi Pohaci beranjak

dewasa, Dewa Guru berniat menyuntingnya. Namun, Nyi Pohaci jatuh sakit

dan wafat. Nyi Pohaci dimakamkan di bumi. Dari makamnya muncul beraneka

tanaman yang dibutuhkan masyarakat Sunda. Kepala Nyi Pohaci menjelma

menjadi pohon kelapa, mata kanannya menjadi padi putih, mata kiri menjadi

padi merah, hatinya menjadi ketan, paha kanan menjadi bambu aur, paha

kiri menjadi bambu tali, betisnya menjadi pohon enau, ususnya menjadi

akar tunjang, dan rambutnya menjadi rerumputan.

Sayangnya, Kalabuat dan Budug Basu sering merusak tanaman-tanaman

tersebut. Untuk menjaga tanaman-tanaman tersebut, Yang Maha Wenang

menciptakan Jaka Sadana (Sulanjana), Sri Sadana, dan Rambut Sadana

yang berasal dari tiga tetes air mata Yang Maha Wenang. Selain itu, untuk

memperbanyak tanaman-tanaman tersebut di Kerajaan Pajajaran, Dewa Guru

juga memerintah Batara Semar.

Sumber:

www.mail-archive.com

3. Kebudayaan Nasional

Setelah kamu pahami mengenai kebudayaan lokal, perlu juga

kamu pahami dengan baik mengenai kebudayaan nasional. Jadi, di

samping budaya lokal, terdapat pula budaya nasional. Koentjaraningrat

mengatakan bahwa ”kebudayaan nasional” adalah

suatu kebudayaan

yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara, dan memiliki

syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan

identitas terhadap warga.

11

Kesamaan dan Keragaman Budaya

Dengan demikian, budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan

oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman dahulu hingga kini

sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa

tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati

diri bangsa yang kuat.

Sifat khas yang dimaksudkan di dalam kebudayaan nasional

hanya dapat dimanifestasikan pada unsur budaya bahasa, kesenian,

pakaian, dan upacara ritual. Unsur kebudayaan lain bersifat univer-

sal sehingga tidak dapat memunculkan sifat khas, seperti teknologi,

ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan agama.

Dengan demikian budaya nasional memiliki karakteristik berupa:

a. Hasil budi daya masyarakat bangsa.

b. Hasil budi daya masyarakat sejak zaman dahulu hingga kini.

c. Hasil budi daya yang dibanggakan.

d. Hasil budi daya yang memiliki kekhasan bangsa.

e. Hasil budaya yang menciptakan jati diri bangsa.

f.

Hasil budaya yang memberikan identitas bangsa.

Dengan demikian, budaya nasional Indonesia adalah budaya yang

dihasilkan oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu hingga kini

sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa

Indonesia dan menciptakan jati diri dan identitas bangsa Indonesia

yang kuat.

Kebudayaan nasional sesungguhnya dapat berupa sumbangan dari

kebudayaan lokal. Jadi, sumbangan beberapa kebudayaan lokal

tergabung menjadi satu ciri khas yang kemudian menjadi kebudayaan

nasional.

Salah satu contoh budaya nasional adalah pakaian batik. Batik

adalah hasil dari budaya lokal. Beberapa daerah di Indonesia dapat

menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik

kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan

demikian budaya lokal menjadi budaya nasional.

Usman Pelly menjelaskan, setidaknya budaya nasional memiliki

dua fungsi, yakni:

a. Sebagai pedoman dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa

bagi masyarakat majemuk Indonesia.

b. Sebagai pedoman dalam pengambilalihan ilmu dan teknologi

modern.

Kebudayaan nasional adalah

suatu kebudayaan yang di-

dukung oleh sebagian besar

warga suatu negara, dan me-

miliki syarat dibanggakan ser-

ta memberikan identitas ter-

hadap warga.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.6

Batik menjadi salah satu

pakaian nasional.

Dari pembelajaran di atas setidaknya kamu mampu membedakan antara

kebudayaan lokal dengan nasional serta mampu menemukan contoh dari

masing-masing kebudayaan tersebut. Nah, sekarang cobalah cari contoh

kebudayaan nasional. Manfaatkan buku-buku ensiklopedia atau berita-berita

di media massa. Tulislah hasilnya dalam bentuk uraian singkat. Selanjutnya,

kemukakan di depan kelas!

12

ANTROPOLOGI Kelas XI

Dalam suatu negara pasti me-

miliki kebudayaan asing. Bila-

mana kebudayaan asing mem-

bawa kebaikan pada kebudaya-

an nasional?

4. Kebudayaan Asing

Globalisasi terjadi di semua bidang kehidupan. Kebudayaan asing

akan semakin mudah memengaruhi budaya lokal. Namun demikian,

tidak seluruh budaya asing membawa pengaruh buruk bagi budaya

lokal. Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang berada di luar

wilayah kebudayaan diri.

Keberadaan kebudayaan asing dapat menimbulkan beberapa hal

yang beragam. Hal tersebut di antaranya adalah:

a. Kebaikan bagi Kebudayaan Nasional

Kebudayaan asing menjadi baik bagi kebudayaan nasional

ketika kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan

yang sesuai dengan kepribadian kebudayaan nasional. Selain itu,

kebudayaan nasional menjadi menguntungkan bagi kebudayaan

nasional ketika mampu menyumbangkan nilai lebih bagi ke-

budayaan nasional. Kebudayaan asing menjadi berguna bagi kebu-

dayaan nasional manakala kebudayaan asing tersebut diterima di

dalam insan pelaku kebudayaan nasional.

Salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi masukan

kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian nasional adalah

agama. Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan

kepribadian bangsa, sehingga hampir seluruh agama yang masuk

ke Indonesia dapat berkembang dengan baik.

Sementara itu, salah satu contoh kebudayaan asing yang mem-

beri nilai lebih bagi kebudayaan nasional adalah masuknya tek-

nologi tinggi bagi Indonesia. Teknologi mampu membantu manusia

pada segala bidang. Nilai lebih didapatkan karena teknologi asing

mampu memberi bantuan bagi keseharian hidup manusia.

Adapun salah satu contoh kebudayaan asing yang berguna

bagi kebudayaan nasional adalah lemari es. Lemari es berguna

menampung, mendinginkan, membekukan, dan mengawetkan

sesuatu.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.8

Lemari es contoh ke-

budayaan asing yang

berguna bagi kebudaya-

an nasional.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.7

Parabola merupakan kebuda-

yaan asing yang memberi nilai

lebih bagi Indonesia.

13

Kesamaan dan Keragaman Budaya

b. Keburukan bagi Kebudayaan Nasional

Kebudayaan asing tidak selalu memberikan nilai positif bagi

kebudayaan nasional. Banyak pula kebudayaan asing yang

merugikan kebudayaan nasional. Bentuk kerugian tersebut dapat

berupa kerusakan moral, kehancuran moral, keterlambatan

berpikir, dan lain sebagainya.

Kebudayaan asing yang membawa dampak buruk bagi ke-

budayaan nasional sering kali tidak disadari oleh pelaku

kebudayaan sebagai penerima dan penyumbang kebudayaan.

Kebudayaan asing yang membawa pengaruh buruk

tersebut mampu menyusup secara perlahan ke dalam

tubuh kebudayaan nasional sehingga kerugian baru

akan terlihat setelah beberapa waktu.

Salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi

pengaruh buruk bagi kebudayaan nasional adalah me-

dia televisi. Melalui televisi, banyak orang yang

terpengaruh cerita yang ada di dalam sinetron sehingga

ia terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dengan

cerita di layar kaca tersebut. Melalui televisi pula

kepribadian bangsa dikoyak dengan pemakaian pakaian

ketat atau mengenakan pakaian mini.

Melalui media televisi, budaya masyarakat dapat

bergeser dan bahkan kemudian berubah jauh me-

nyimpang dari kebudayaan yang sebelumnya. Terlebih

lagi pada masa globalisasi yang memungkinkan arus

komunikasi mengalir dengan deras akibat dari semakin

canggihnya sarana komunikasi seperti internet, dunia serasa di

dalam genggaman. Namun, dampak negatif penggunaan internet

juga sangat tinggi. Situs-situs yang belum dapat dikonsumsi anak

di bawah usia dapat dengan mudah dikonsumsi jika tanpa adanya

pengawasan dari orang yang lebih dewasa.

B. Hubungan Antarkebudayaan

Beberapa hal yang telah kamu pelajari adalah konsep mengenai

kebudayaan, kebudayaan lokal, kebudayaan nasional, dan kebudayaan

asing. Pada dasarnya setiap kebudayaan tersebut mempunyai hubung-

an satu sama lain. Dan bagaimana pola hubungannya itulah yang akan

kita kaji di sini. Umumnya suatu kebudayaan tidak dapat tumbuh

atau berkembang tanpa dukungan dari kebudayaan lain. Atau

keberadaan kebudayaan yang satu mampu mengancam keberlangsung-

an kebudayaan lainnya. Berbagai hubungan antarkebudayaan antara

lain:

1. Kebudayaan lokal dapat memengaruhi kebudayaan nasional

2. Kebudayaan lokal dapat memengaruhi kebudayaan asing.

3. Kebudayaan nasional dapat memengaruhi kebudayaan lokal.

4. Kebudayaan nasional dapat memengaruhi kebudayaan asing.

5. Kebudayaan asing dapat memengaruhi kebudayaan lokal.

6. Kebudayaan asing dapat memengaruhi kebudayaan nasional.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.9

Televisi sebagai hasil budaya asing mampu

membawa pengaruh buruk bagi budaya

nasional.

Umumnya suatu kebudayaan

tidak dapat tumbuh dan ber-

kembang tanpa dukukngan

dari kebudayaan lain. Mengapa

demikian?

14

ANTROPOLOGI Kelas XI

Kebudayaan

Lokal

Kebudayaan

Nasional

Kebudayaan Lokal

Kebudayaan Asing

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.10

Batik wujud kebudayaan lokal yang meme-

ngaruhi budaya nasional.

Kebudayaan

Nasional

Kebudayaan

Lokal

Sumber:

Kompas, 21 Januari 2006

Gambar 1.11

Kebudayaan nasional yang

memengaruhi kebuayaan

lokal adalah candi.

1. Pengaruh Kebudayaan Lokal

Sebagaimana budaya yang dihasilkan dari budi daya masyarakat

suatu daerah, budaya lokal berpengaruh terhadap keberlangsungan

budaya nasional. Hal ini dikarenakan adanya budaya

nasional sebagai hasil pembauran dari budaya-budaya

daerah yang diakui secara nasional. Contoh kebudayaan

lokal yang mempengaruhi kebudayaan nasional adalah

batik. Batik adalah hasil budaya yang telah menjadi

kebanggaan nasional dan menjadi identitas bangsa. Pada

corak batik tersebut, kini telah banyak dipengaruhi dengan

corak dan warna dari beberapa daerah. Kekayaan corak dari

beberapa budaya lokal bercampur menjadi suatu corak

batik yang kini banyak dibuat di Indonesia.

Selain memengaruhi kebudayaan nasional, kebudayaan lokal

mampu pula memengaruhi kebudayaan asing. Mengapa demikian?

Kebudayaan lokal yang memengaruhi kebudayaan asing adalah

pengaruh budaya masyarakat daerah kepada budaya asing yang dibawa

orang asing. Budaya Jawa sangat berpengaruh bagi orang-orang Cina

yang tinggal di derah Pekalongan. Kebudayaan Cina yang mereka miliki

akhirnya bercampur dengan kebudayaan Jawa. Di dalam menggunakan

bahasa pun, bercampur antara bahasa Cina dan bahasa Jawa. Hubungan

ini dapat dijelaskan pada diagram berikut.

2. Pengaruh Kebudayaan Nasional

Keberadaan kebudayaan nasional berpengaruh pula terhadap

kebudayaan lokal. Contoh kebudayaan nasional yang memengaruhi

kebudayaan lokal adalah candi. Candi Borobudur contohnya,

memengaruhi budaya lokal pada pembuatan keramik di daerah

Kasongan. Keramik yang terbuat dari tanah liat di daerah Kasongan

tersebut banyak meniru bentuk-bentuk yang terdapat pada Candi

Borobudur. Salah satunya adalah bentuk stupa yang kemudian di

dalamnya diberi lampu.

Kebudayaan nasional berpengaruh pula terhadap kebudayaan

asing yang ada. Contoh kebudayaan nasional yang memengaruhi

kebudayaan asing adalah tempe. Tempe adalah makanan sebagai hasil

budi daya bangsa Indonesia yang telah ada sejak lama dan dibanggakan

sebagai makanan milik bangsa Indonesia. Namun, tempe telah diklaim

15

Kesamaan dan Keragaman Budaya

dan didaftarkan hak ciptanya oleh Jepang sebagai makanan yang

diciptakan oleh bangsa Jepang. Hal ini menunjukkan bangsa hasil

budi daya bahwa Indonesia sebagai kebudayaan nasional memberi

pengaruh yang sangat besar bagi bangsa asing.

3. Pengaruh Kebudayaan Asing

Umumnya kebudayaan asing berasal dari pengaruh

budaya luar, yang masuk melalui proses globalisasi.

Derasnya arus globalisasi membawa paham-paham baru

yang akhirnya membentuk budaya asing. Tidak selamanya

budaya asing membawa dampak yang negatif. Dalam hal

ini pengaruh luas membentuk kebudayaan asing yang

menambah kesempurnaan kebudayaan nasional. Contoh

kebudayaan asing yang memengaruhi kebudayaan nasional

adalah wayang. Wayang di Indonesia sangat besar

pengaruhnya dari India. Wayang di Indonesia terdiri dari

pelbagai jenis, ada wayang geber, wayang kulit, wayang

wong, dan bentuk wayang lain. Keseluruhannya telah

menjadi kebudayaan nasional karena telah menjadi

identitas khas bangsa Indonesia, kebanggaan bangsa Indo-

nesia, dan telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Pengaruh

asing, dalam hal ini berasal dari India merasuk kuat pada

wayang Indonesia. Hal yang menarik akhir-akhir ini adalah

wayang golek yang telah dilengkapi senapan. Senapan

adalah kebudayaan asing. Dengan begitu, kebudayaan asing

memengaruhi kebudayaan nasional.

Hubungan-hubungan tersebut terjadi karena masing-masing

kelompok individu yang tergabung di dalam suatu masyarakat

kebudayaan saling berinteraksi. Kalaupun tidak terjadi interaksi, dapat

terjadi akibat dari subjek pengamatan yang diperhatikan dengan

intens, contohnya tayangan televisi, Video Compact Disc (VCD), buku,

atau majalah.

Kebudayaan

Asing

Kebudayaan

Nasional

Sumber:

Profil Propinsi Yogyakarta, halaman 112–113

Gambar 1.12

Wayang di Indonesia dipengaruhi oleh

budaya India.

Kebudayaan

Nasional

Kebudayaan

Asing

Bila kita mau melihat keluar, betapa banyaknya budaya Barat telah masuk

ke negeri ini. Mudahnya mengakses budaya barat merupakan faktor utama

mengapa di Indonesia terbentuk kebudayaan asing. Masuknya kebudayaan

asing tentunya membawa pengaruh tersendiri terhadap kebudayaan nasional

maupun lokal. Nah, tugasmu sekarang carilah contoh lain mengenai kebuda-

yaan asing yang memengaruhi kebudayaan nasional. Manfaatkan berita-

berita di media atau internet. Tulislah hasilnya dalam bentuk uraian singkat.

Selanjutnya, bacakan di depan kelas!

16

ANTROPOLOGI Kelas XI

Indonesia memiliki 13.000

gugus pulau. Dengan kenyata-

an itu dapatkah Indonesia

dikatakan sebagai negara

yang berpotensi muncul nya

diversitas kebudayaan?

C. Diversitas Kebudayaan

Semakin banyak daerah dalam suatu negara, dapat dipastikan

negara tersebut memiliki hasil budaya yang berbeda-beda. Keaneka-

ragaman memunculkan diversitas kebudayaan. Terlebih Indonesia

sebagai sebuah negara kepualauan di mana penduduknya terpisah

oleh lautan luas. Indonesia memiliki 13.000 gugus pulau. Dapat

dibayangkan betapa kayanya khazanah budaya Indonesia. Namun, jika

diversitas kebudayaan ditanggapi dengan sikap memandang

perbedaan, maka diversitas berpotensi besar menimbulkan dampak

negatif. Nah, tugas kitalah untuk mencari pemecahan terbaik sehingga

sesuatu yang buruk tidak terjadi. Namun, tahukah kamu apa yang

dimaksud dengan diversitas? Bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

1. Pengertian Diversitas Kebudayaan

Dalam suatu negara tentunya memiliki kebudayaan lebih dari satu.

Keanekaragaman budaya ini dalam antropologi dinamakan diversitas.

Dengan kata lain diversitas kebudayaan adalah kebudayaan yang ada

sangat beragam. Hal ini terjadi di Indonesia. Indonesia memiliki

banyak pulau yang di daerahnya terdapat beragam suku bangsa,

bahasa, dan agama. Menurut Van Vollenhoven Indonesia terbagi

menjadi 19 daerah berikut ini.

Tabel Pembagian Daerah Suku Bangsa

1 Aceh

10 Toraja

2 Gayo-Alas dan Batak

11 Sulawesi Selatan

2a Nias dan Batu

12 Ternate

3 Minangkabau

13 Am

bon Maluku

3a Mentawai

13a Kepulauan Baratdaya

4 Sumatra Selatan

14 Irian

4a Enggano

15 Timor

5 Melayu

16 B

ali dan Lombok

6 Bangka dan Biliton

17 Jawa Tengah dan Jawa Timur

7 Kalimantan

18 Surakarta dan Yogyakarta

8a Sangir-Talaud

19 Jawa Barat

9 Gorontalo

Sumber:

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, halaman 193–194

Suku bangsa di Indonesia terdiri dari pelbagai suku bangsa, di

antaranya adalah Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau,

Bali, dan Bugis.

Suku yang terbesar di Indonesia adalah

Jawa

. Persentase suku

Jawa sekitar 45% dari seluruh populasi. Suku Jawa berasal dari bagian

tengah dan timur Pulau Jawa. Suku terbesar kedua adalah suku

Sunda

.

Persentase suku Sunda sekitar 14% dari seluruh populasi. Sebagian

besar mendiami Pulau Jawa bagian barat. Sementara itu, suku terbesar

ketiga adalah suku

Madura

. Persentase suku Madura sekitar 7,5%

dari seluruh populasi. Suku Madura umumnya mendiami Pulau

Madura yang terletak di bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan

Kangean. Adapun suku bangsa terbesar keempat adalah suku

Minangkabau

. Persentase suku Minangkabau sekitar 3% dari seluruh

populasi. Suku Minangkabau umumnya tinggal di Provinsi Sumatra

Barat. Minangkabau menganut sistem matrilineal.

17

Kesamaan dan Keragaman Budaya

Di samping suku bangsa-suku bangsa tersebut, ada pula etnis

Tionghoa yang besarnya sekitar 3% saja. Meskipun populasinya hanya

sedikit, namun etnis Tionghoa adalah kekuatan utama ekonomi di

Indonesia. Etnis ini berasal dari selatan Cina, yakni berasal dari ras

Hakka, Hokkien, atau Kanton.

Etnis Tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi dua kelom-

pok; yaitu:

a.

Cina Peranakan

adalah etnis Cina yang menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa utamanya dan mengadopsi adat istiadat

Indonesia;

b.

Cina Totok

adalah etnis Cina yang menggunakan bahasa Cina

murni dan memegang kebudayaan Cina. Mereka umumnya adalah

pendatang generasi pertama atau kedua.

Sebagaimana telah diungkapkan dalam pembelajaran di atas bahwa setiap

wilayah atau daerah tentunya memiliki diversitas kebudayaan. Lakukanlah

pengamatan sederhana di lingkungan sekitarmu. Cobalah tuliskan, suku

bangsa apa sajakah yang ada? Adakah pertentangan yang terjadi? Jika

tidak ada pertentangan, cobalah amati, mengapa tidak terjadi friksi di antara

mereka? Tulislah hasilnya dalam bentuk uraian singkat. Selanjutnya,

presentasikan di depan kelas!

2. Potensi Diversitas Kebudayaan

Muatan penting yang terdapat di dalam kebudayaan adalah cermin

identitas manusia. Muatan tersebut mampu mengangkat harkat dan

martabat manusia kepada strata tertentu, terutama pada lingkungan

yang dikelilingi oleh budaya yang beragam.

Jika kamu cermati, keberagaman budaya sesungguhnya adalah

kekayaan yang tidak ternilai. Tidak seluruh negara di muka bumi ini

memiliki kekayaan budaya seperti yang terdapat di Indonesia.

Beraneka suku, beraneka bahasa, dan beraneka adat istiadat. Sungguh

luar biasa.

Setiap wilayah memiliki ciri yang berbeda. Ada yang

memiliki hanya satu budaya, ada pula yang memiliki

beragam budaya. Misalnya Korea, negara Korea yang terletak

di Semenanjung Korea hanya memiliki satu suku bangsa

dan satu bahasa. Meski dipisah menjadi Korea Utara dan

Korea Selatan, namun suku bangsa dan bahasa mereka

hanya satu. Oleh karena itu, mereka disebut dengan

monokultur.

Berbeda halnya dengan Indonesia, negara ini memiliki

ribuan pulau dan digabungkan dengan banyak lautan.

Dengan demikian budaya dan bahasa pun bermacam-

macam. Hal ini yang disebut dengan polikultur.

Keberagaman budaya sesung-

guhnya adalah kekayaan yang

tidak ternilai. Mengapa demi-

kian?

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.13

Kebudayaan Korea merupakan mono-

kultur.

18

ANTROPOLOGI Kelas XI

Di Indonesia, meski berada dalam satu pulau, budaya dan bahasa

pun dapat berbeda. Di Pulau Jawa, ada suku Sunda dan suku Jawa.

Meski terbagi menjadi dua suku tersebut, Pulau Jawa memiliki bahasa

yang berbeda-beda.

Di daerah Banten, meski termasuk daerah Sunda, namun ada suku

pedalaman yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Masyarakat Baduy

Luar umumnya mengenakan pakaian serbahitam. Adapun suku Baduy

Dalam mengenakan pakaian serbaputih. Suku Baduy Luar cenderung

masih dapat menerima pengaruh dari luar, tetapi suku Baduy Dalam

tidak mau menerima pengaruh dari luar. Pendatang pun tidak begitu

serta-merta dapat memasuki wilayah Baduy Dalam. Pendatang yang

akan ke daerah Baduy Dalam tidak diperkenankan menggunakan

kendaraan bermesin atau kendaraan yang dihela binatang berkaki

empat. Masyarakat Baduy Dalam juga tidak menonton televisi atau

mendengarkan radio.

Di daerah lain yakni di daerah Cirebon, ada sebagian wilayah yang

menggunakan bahasa Sunda, ada yang menggunakan bahasa Jawa.

Bahasa Jawa yang digunakan juga beragam. Bahasa Jawa di daerah

Yogyakarta juga akan jauh berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan

di daerah Jawa Timur.

Contoh di atas hanyalah sedikit contoh budaya

yang berbeda. Di Indonesia masih banyak lagi contoh keragaman

budaya yang dimiliki.

Keragaman budaya sesungguhnya dapat memberikan

nilai lebih. Suatu negara yang memiliki budaya yang

beragam dapat membawa negara tersebut ke mancanegara.

Kekayaan budaya yang beranekaragam dapat meningkatkan

harkat dan martabat masyarakatnya di kancah dunia sebagai

negara yang berbudaya tinggi.

Budaya yang beraneka ragam juga dapat menambah

khazanah wawasan pemilik budaya lain, sehingga dapat

memperkaya pola pikir yang telah dimiliki sebelumnya.

Contohnya, terapi pengobatan tradisional di Papua dengan

menggunakan buah naga akhirnya dapat menambah

wawasan pengobatan masyarakat yang berada di luar

daerah Papua.

Selain menjadi kekayaan negara, budaya yang dimiliki dapat

menjadi sebuah kontrol sosial. Seperti halnya budaya, bahasa daerah

yang bermacam-macam yang dimiliki oleh daerah-daerah di suatu

negara, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakatnya. Hal tersebut

dapat diambil dari istilah yang berkaitan dengan budaya setempat.

Contohnya

pamali. Pamali

yang berasal dari daerah Sunda, dapat

menjadi kontrol sosial bagi masyarakat untuk tidak melakukan hal

yang kurang baik. Hal yang serupa juga dapat dilihat dari bahasa Jawa

ora ilok

.

Ora ilok

dapat menjadi kontrol sosial masyarakat Jawa untuk

tidak melakukan hal yang buruk.

Ada anggapan dalam kebudayaan Jawa bahwa seorang gadis yang

duduk di tengah pintu itu

ora ilok

karena kelak dapat menjadi perawan

tua. Sesungguhnya hal ini ada pesan di balik pesan bahwa duduk di

bawah pintu akan menghalangi orang yang lalu lalang di pintu ter-

sebut.

Demikian halnya dengan memotong kuku pada malam hari

ora

ilok

karena potongan kuku akan menjadi kunang-kunang betina.

Kunang-kunang betina akan dicari oleh kunang-kunang jantan yang

Sumber:

Tempo, 27 Mei 2001

Gambar 1.14

Keanekaragaman ras menimbulkan

diversitas budaya.

19

Kesamaan dan Keragaman Budaya

berasal dari potongan kuku orang mati. Sebenarnya pesan tersembunyi

di belakangnya adalah dilarang memotong kuku pada malam hari

untuk menghindari kecelakaan pada saat memotong kuku. Masyarakat

Jawa, khususnya orang Jogja tidak berkata secara langsung pada inti

permasalahan, namun dibuat sedemikian rupa agar pesan yang

disampaikan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Semakin kaya ragam budi daya yang melingkupi suatu entitas,

maka akan semakin beragam sumbangan yang akan hadir pada entitas

tersebut, dan akhirnya membentuk sebuah kebudayaan yang kaya.

Keberagaman budaya sesungguhnya jika kamu cermati, dapat

memberikan nilai lebih. Suatu negara yang memiliki budaya yang

beragam dapat membawa negara tersebut ke mancanegara. Kekayaan

budaya yang beraneka-ragam dapat meningkatkan harkat dan martabat

masyarakatnya di kancah dunia sebagai negara yang berbudaya tinggi.

Budaya yang beraneka ragam dapat menambah khazanah wawasan

pemilik budaya lain, sehingga dapat memperkaya pola pikir yang telah

dimiliki sebelumnya. Contohnya, terapi pengobatan tradisional di

Papua dengan menggunakan buah naga akhirnya dapat menambah

wawasan pengobatan masyarakat yang berada di luar daerah Papua.

Bahasa daerah yang bermacam-macam yang dimiliki oleh daerah-

daerah di suatu negara, dapat menjadi kontrol sosial bagi

masyarakatnya. Hal tersebut dapat diambil dari istilah yang berkaitan

dengan budaya setempat. Contohnya

pamali. Pamali

yang berasal

dari daerah Sunda, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakat

Sunda untuk tidak melakukan hal yang kurang baik.

Dengan demikian, keragaman budaya dapat memberikan

sumbangan atau masukan kepada kebudayaan lain untuk memperkaya

khazanah budaya, dapat memperkenalkan kebudayaan ke dunia luar,

mengangkat harkat dan martabat, juga dapat sebagai kontrol sosial.

Diversitas kebudayaan di Indonesia memiliki potensi yang baik

bagi masyarakat Indonesia; di antaranya adalah

a. Memperkenalkan ke seluruh dunia sebagai bangsa yang berbudaya

tinggi.

b. Meningkatkan harkat dan martabat.

c. Menambah khazanah kekayaan suku bangsa lain.

d. Menghimpun kekuatan kebudayaan nasional yang khas.

e. Kontrol sosial.

f.

Penuntun etika.

Suatu negara yang memiliki

budaya yang beragam dapat

membawa negara ke manca-

negara. Mengapa demikian?

Diversitas kebudayaan yang

dimiliki Indonesia memuncul-

kan potensi sebagai berikut.

1. Menjadi kontrol sosial

(melalui bahasa daerah).

2. Menambah kaya khaza-

nah pengetahuan peng-

obatan, tata cara kehi-

dupan, masakan dan

lain-lain bagi suku bangsa

lain.

Pada intinya diversitas yang dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia dikenal

sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan. Selain itu, adanya keragaman

memunculkan potensi menjadi kontrol sosial, penuntun etika dan lain-lain.

Nah tugasmu sekarang cobalah berikan minimal lima contoh budaya yang

dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakat. Manfaatkan berita-berita di

media massa, dan internet, serta pengamatan sederhana di lingkungan

sekitarmu. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan singkat, selanjutnya

presentasikan di depan kelas!

20

ANTROPOLOGI Kelas XI

3. Dampak Diversitas Kebudayaan

Keragaman budaya yang ada pada suatu daerah memang dapat

menjadi tonggak kekuatan sebagai aset yang tak ternilai harganya.

Namun demikian, kebudayaan yang beragam dengan tata cara men-

jalani kehidupan yang berbeda-beda pula tidak menutup kemungkinan

dapat menimbulkan pertentangan pemikiran hingga akhirnya

menimbulkan friksi dan konflik.

Sebagai contoh, masyarakat Jawa Timur adalah masyarakat yang

cenderung lebih terbuka dibandingkan masyarakat daerah Yogyakarta,

sehingga pada saat kedua masyarakat ini saling berkomunikasi, dapat

dimungkinkan terjadi suatu pertentangan budaya.

Masyarakat Jawa Timur berbicara secara terus terang, namun

masyarakat Yogyakarta berbicara dengan lebih banyak menggunakan

kata bersayap atau kata yang tidak secara langsung mengacu pada makna

yang sesungguhnya. Dengan demikian, masyarakat Yogyakarta akan

lebih sering merasa tersinggung karena mendengar pembicaraan yang

tanpa basa-basi. Sebaliknya, masyarakat Jawa Timur merasa bahwa

masyarakat Yogya penuh basa-basi, tidak berbicara apa adanya atau

tidak berterus terang, menyembunyikan sesuatu, dan yang

dikatakannya belum tentu sesuai dengan hati nuraninya. Padahal

menurut masyarakat Yogya, berkata dengan kata-kata bersayap

dianggap sebagai cara berbicara yang lebih sopan. Demikian pula

halnya dengan masyarakat Jawa Timur, berkata secara terus terang

adalah hal yang lebih nyaman digunakan karena dapat mengetahui

dengan cepat maksud inti pembicaraan.

Masyarakat Sumatra Utara terbiasa berbicara dengan tegas dan

lugas, sedangkan masyarakat Jawa cenderung lebih halus dan pelan.

Ketika kedua masyarakat ini bertemu, kemungkinan dapat terjadi friksi

antarkeduanya karena perbedaan cara berbicara. Masyarakat Jawa

dapat berpandangan bahwa masyarakat Sumatra Utara berbicara dalam

keadaan marah, padahal sebenarnya tidak demikian halnya.

Masyarakat Sumatra Utara hanya terbiasa dengan cara berbicara yang

lugas.

Masyarakat Sunda terbiasa dengan makan mengguna-

kan tangan sembari satu kaki dilipat naik ke atas, jadi ketika

makan bersama di meja makan terkadang ada yang melipat

dan menaikkan salah satu kakinya ke atas kursi. Jika hal

ini tidak dipahami oleh masyarakat lain, maka orang

tersebut dianggap tidak menghormati orang lain.

Budaya yang beragam tidak menutup kemungkinan

memunculkan friksi atau konflik. Untuk itu diperlukan

pemahaman dan pengenalan yang baik mengenai budaya

lain agar tidak terjadi friksi yang kemudian menjadi konflik

yang berkepanjangan.

Perbedaan-perbedaan tersebut tidak ada yang salah.

Masyarakat tidak boleh memvonis suatu kesalahan kepada

suatu kultur masyarakat tertentu. Dalam hal, ini tidak ada

yang benar dan tidak salah, sebab memang demikianlah

adanya sebuah kultur.

Umumnya masyarakat

Yogyakarta berbicara lebih

banyak menggunakan kata

bersayap. Mengapa demikian?

Sumber:

Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 72

Gambar 1.15

Setiap masyarakat memiiliki ciri khas

sendiri yang membentuk diversitas.

21

Kesamaan dan Keragaman Budaya

Namun demikian, perbedaan budaya antarmasyarakat dapat

dengan mudah menimbulkan friksi ataupun konflik. Untuk itu perlu

ditingkatkan pemahaman yang baik terhadap kultur di sekitarnya,

berikut rasa pengertian dan tenggang rasa antarmanusia.

Selain sebagai potensi kontrol sosial, diversitas Indonesia berpotensi pula

memunculkan friksi atau konflik sebagaimana tampak dalam konflik antarsuku

Madura dan Dayak di Kalimantan. Gaya bicara orang Madura yang keras

ditangkap oleh suku Dayak sebagai suatu kesombongan dan kekerasan.

Oleh karenanya, kebudayaan yang berbeda seringkali dijadikan dasar

penyebab timbulnya suatu konflik pada masyarakat yang berbeda sosial

budaya. Berkaca dari kasus di atas, kerjakanlah tugas-tugas berikut.

1. Dapatkah individu-individu yang berlainan suku bangsa hidup ber-

sosialisasi pada lingkungan yang sama? Coba jelaskan, dan berilah

contoh caranya.

2. Tuliskanlah salah satu contoh friksi yang mungkin timbul akibat

perbedaan budaya.

4.

Alternatif Penyelesaian Permasalahan pada

Diversitas Kebudayaan

Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan jumlah penduduk yang

cukup besar. Jumlah kepulauan dan penduduk yang besar tersebut

membawa budaya lokal yang beragam pula. Keberagaman yang ada

tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa friksi kecil maupun

besar akan timbul di dalam kehidupan bermasyarakat.

Telah kamu ketahui melalui penjelasan sebelumnya, bahwa

budaya lokal tidak hanya berupa kekayaan yang berkaitan dengan seni,

namun juga dapat berupa pola pikir, nilai tradisi, seperangkat aturan,

hukum adat, dan lain sebagainya. Dengan demikian pola hidup

bermasyarakat pada setiap daerah di Indonesia beragam adanya.

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kepulauan dan suku

bangsa. Tidak mudah menjalani kehidupan pada lingkung-

an yang memiliki keragaman. Bagaimana seharusnya

menyikapi hal ini? Dapatkah kamu hidup berdampingan

dengan orang yang berasal dari daerah yang berbeda?

Pertanyaan tersebut patut dipertanyakan pada diri kita

agar dapat menumbuhkan rasa toleran dan empati sosial

kepada orang lain yang memiliki budaya lokal yang berbeda

dengan diri kita.

Apakah toleransi dan empati itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”toleran”

adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,

membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,

pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dan

sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan

pendirian sendiri.

Sumber:

Kompas, 1 Juni 2001

Gambar 1.16

Berjabat tangan simbol toleransi dan kerja

sama.

22

ANTROPOLOGI Kelas XI

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa toleransi adalah suatu

sifat memahami suatu perbedaan dengan cara menerimanya dengan

baik. Contohnya adalah menerima dengan baik di dalam pergaulan,

orang-orang yang menganut agama yang berbeda, orang-orang yang

berbeda suku bangsa, dan lain-lain.

Adapun ”empati” adalah keadaan mental yang membuat seseorang

merasa atau mengidentifikasi dirinya di keadaan perasaan atau pikiran

yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Jadi, apabila seorang mampu memahami perasaan dan pikiran

orang lain, maka ia dapat dikatakan telah mampu berempati terhadap

sesama.

Jika pada saat seseorang atau suatu keluarga atau

sekelompok orang mengalami suatu musibah, pihak lain

memiliki perasaan atau pikiran yang setidaknya sama

dengan yang terkena musibah. Dengan keadaan yang

demikian, pihak lain tersebut kemudian dengan tulus

melakukan upaya menumbuhkan dukungan mental

terhadap orang yang terkena musibah. Jika seseorang

sedang mengalami kesedihan akibat salah satu anggotanya

meninggal dunia, orang lain yang setidaknya turut

merasakan rasa kehilangan tersebut, maka orang tersebut

telah berempati terhadap musibah yang dialami orang yang

tertimpa musibah tersebut.

Dengan toleransi dan empati sosial yang terjaga dengan

baik, maka persatuan dan kesatuan di negeri yang terdiri

dari 18.000 pulau ini senantiasa dapat terpelihara.

Dengan demikian, diversitas budaya yang ada harus ditanggapi

dengan positif. Keragaman budaya bukan suatu kekurangan, melainkan

suatu kelebihan bangsa Indonesia. Tidak seluruh negara di dunia ini

memiliki ragam budaya sebanyak Indonesia. Oleh karena itu, patut

disyukuri bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan.

Berkaitan dengan hal tersebut perlu sosialisasi kepada masyarakat

tentang pentingnya pemahaman dan pengertian yang cukup mendalam

tentang keberagaman tersebut.

Pemahaman dan pengertian yang cukup mendalam mengenai

keberagaman tersebut dapat dilakukan oleh lembaga dan keluarga.

Lantas bagaimana peranan lembaga dan keluarga sebagai media

sosialisasi?

a. Lembaga

Dalam rangka mensosialisasi akan pentingnya pemahaman

keberagaman, peran lembaga sangat diperlukan. Dalam hal ini

lembaga sebagai media sosialisasi lembaga-lembaga yang

dimaksud tentunya berkaitan erat dengan masyarakat seperti

lembaga agama, lembaga sosial, dan lembaga pendidikan.

1) Lembaga Agama

Peran rohaniwan sangat penting di dalam memberi

pemahaman yang mendalam mengenai perbedaan dan

persamaan yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat.

Pedoman agama adalah hal yang sangat penting untuk

mengantisipasi adanya pertentangan budaya yang berbeda.

2) Lembaga Sosial

Lembaga sosial seperti perangkat desa hingga lini terbawah

adalah salah satu sarana utama di dalam menyampaikan

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.17

Orang yang meninggal dunia, bisa

menimbulkan empati orang lain.

23

Kesamaan dan Keragaman Budaya

pesan kepada masyarakat akan pentingnya kebersamaan di

dalam beragamnya cara pandang menjalani kehidupan.

3) Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga

yang tertinggi adalah sarana penting di dalam

memberikan pengertian dasar mengenai perbedaan

dan persamaan budaya yang ada di Indonesia.

Pendidikan dini menjadi hal yang utama memberi-

kan pengertian akan keragaman budaya yang ada

di lingkungan hidup mereka dan cara menghormati

keragaman tersebut.

Pendidikan dini di luar keluarga adalah

sekolah. Guru sebagai pendidik memiliki tugas

yang cukup berat membimbing anak didiknya agar

menjadi manusia yang beradab. Oleh karena itu,

untuk menghadapi beragamnya budaya yang ada

di sekitarnya, guru perlu memberikan pengertian yang cukup

dalam mengenai keragaman budaya, berikut cara menghargai

keragaman tersebut.

b. Keluarga

Selain lembaga keluarga dan lingkungan pendi-

dikan memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia. Kedua organisasi tersebut menjadi tonggak

pendidikan awal seorang manusia. Orang tua sebagai

pendidik di dalam keluarga perlu memasukkan ajaran

mengenai keberagaman yang ada di lingkungan anak-

anak tinggal. Tidak sebatas pengetahuan mengenai

keragaman tersebut, namun perlu disertakan didikan

cara menghormati dan menyayangi sesama.

Diharapkan anak akan dapat memahami lebih dini,

sehingga dapat menghargai arti persaudaraan antar-

sesama.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.18

Lembaga pendidikan sebagai media

sosialisasi akan keragaman.

Sumber:

Ayahbunda, 8–21 Maret 2003

Gambar 1.19

Keluarga merupakan lembaga efektif

pemahaman akan pentingnya keragaman.

Dalam menanamkan wawasan dan pengetahuan tentang keragaman tidaklah

mudah diperlukan berbagai upaya dan cara untuk menciptakan suasana

damai dalam keragaman. Salah satunya melakukan sosialisasi tentang

keragaman melalui lembaga dan keluarga. Untuk membuktikan sejauh mana

masyarakat memahami akan keanekaragaman, cobalah adakan pengamatan

sederhana di lingkungan sekitarmu. Temukan beberapa contoh kegiatan yang

mencerminkan kebersamaan meski ada anggota masyarakat yang berbeda

suku bangsa serta perpecahan sebagai akibat keanekaragaman. Tulislah

hasilnya dalam bentuk portofolio. Selanjutnya, kemukakan di depan kelas!

24

ANTROPOLOGI Kelas XI

Tidak dapat dimungkiri bahwa Indonesia memiliki banyak suku bangsa. Oleh

karena itu, tidak mengherankan apabila keanekaragaman menjadi

karakteristik Indonesia. Suatu kebanggaan memang, namun keadaan ini

berpotensi besar menimbulkan konflik yang akhirnya mengancam integrasi

bangsa. Untuk itu sikap toleransi dan empati sosial perlu ditumbuh-

kembangkan pada diri individu sedari kecil. Lantas pertanyaannya sekarang,

sudahkah nilai toleransi dan empati ada pada dirimu?

a. Kebudayaan di Indonesia beraneka ragam adanya, di antaranya tari,

lagu, rumah, bahasa, benda, senjata, dan sebagainya.

b. Kebudayaan adalah hasil budidaya manusia. Kebudayaan muncul karena

manusia saling berinteraksi. Interaksi membentuk komunitas sosial.

Komunitas menciptakan pola tindakan. Pola tindakan tersebut

membentuk suatu kebudayaan.

c. Ragam kebudayaan di antaranya adalah:

1) kebudayaan lokal,

2) kebudayaan nasional, dan

3) kebudayaan asing.

d. Pengaruh kebudayaan dapat terjadi sebagaimana terlihat pada bagan

berikut ini.

1) kebudayaan lokal

–––> k

ebudayaan nasional

2) kebudayaan lokal

–––> k

ebudayaan asing

3) kebudayaan nasional

–––> k

ebudayaan lokal

4) kebudayaan asing

–––> k

ebudayaan nasional

5) kebudayaan nasional

–––> k

ebudayaan asing

e. Diversitas kebudayaan dapat memberikan:

1) potensi dan

2) dampak.

f. Potensi diversitas kebudayaan di antaranya:

1) memperkenalkan budaya ke seluruh dunia,

2) meningkatkan harkat dan martabat,

3) menambah khazanah kekayaan suku bangsa lain,

4) menghimpun kekuatan kebudayaan nasional yang khas,

5) kontrol sosial, dan

6) penuntun etika.

g. Dampak diversitas kebudayaan:

1) dapat menimbulkan friksi dan

2) dapat menimbulkan konflik.

h. Alternatif pemecahan masalah terhadap diversitas kebudayaan di

antaranya adalah mengembangkan sikap:

1) toleransi dan

2) empati.

25

Kesamaan dan Keragaman Budaya

A.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Berilah contoh lain mengenai pengaruh kebudayaan lokal

pada kebudayaan nasional!

2. Berilah contoh lain mengenai pengaruh kebudayaan nasional

pada kebudayaan lokal!

3. Berilah contoh lain mengenai pengaruh kebudayaan lokal

pada kebudayaan asing!

Asing

adalah datang dari luar daerah atau negeri.

Bahasa

adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer

Batik

adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan

menuliskan atau menerakan malam pada kain itu kemudian

pengolahannya diproses dengan cara tertentu.

Diversitas

adalah perbedaan atau keragaman.

Empati

adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau

mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang

sama dengan orang atau kelompok lain.

Folklor

adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan

secara turun-temurun tetapi tidak dibukukan.

Globalisasi

adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

Kebudayaan

adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia seperti

kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Lisan

adalah kata-kata yang diucapkan.

Lokal

adalah dalam satu daerah.

Nasional

adalah dalam satu bangsa.

Seni

adalah keahlian membuat sesuatu yang bernilai, indah.

Televisi

adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi melalui

kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang

mengubah cahaya dan bunyi menjadi gelombang listrik dan

mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat

dan bunyi yang dapat didengar.

Toleransi

adalah sikap menghargai, membiarkan, membolehkan perbedaan.

Wayang

adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau

kayu yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam

pertunjukan drama tradisional biasanya dimainkan oleh seorang

dalang.

26

ANTROPOLOGI Kelas XI

4. Berilah contoh lain mengenai pengaruh kebudayaan asing

pada kebudayaan lokal!

5. Berilah contoh lain mengenai pengaruh kebudayaan nasional

pada kebudayaan asing!

6. Apa yang terjadi pada lingkungan yang memiliki budaya yang

beragam? Jelaskan!

7. Bagaimanakah seharusnya menghadapi budaya yang beragam?

Jelaskan!

8. Lembaga apa saja yang sepatutnya mensosialisasikan

pemahaman dan saling menghormati terhadap budaya yang

beragam? Jelaskan!

9. Bagaimana peran keluarga di dalam memberi pemahaman

tentang budaya yang beragam agar tidak terjadi konflik?

Jelaskan!

10. Bagaimana peran sekolah di dalam memberi pemahaman

tentang budaya yang beragam agar tidak terjadi konflik?

Jelaskan!

B.

Belajar dari masalah.

Bahasa dan dialek dipakai dalam percakapan dan tulisan di

seluruh Kepulauan Indonesia, 150 hingga 250 bahasa, lazimnya

dikelompokkan menurut kelompok suku yang disebut di atas.

Bahasa lokal utama di Indonesia antara lain adalah: Aceh, Batak,

Sunda, Jawa, Sasak, Dayak, Minahasa, Toraja, Budis, Halmahera,

Ambon, Irian, dan lainnya. Di antara bahasa-bahasa tersebut

terdapat banyak dialek yang berbeda.

Bahasa nasional Indonesia diperkenalkan secara resmi sejak

kemerdekaan Indonesia dan bernama BAHASA INDONESIA.

Leksikon dan struktur bahasa tersebut secara pokok berdasarkan

ke bahasa Melayu yang diperkaya oleh leksikon berbagai bahasa

dan dialek yang dimiliki Indonesia. Meskipun bahasa Indonesia

dikenal sebagai bahasa pemersatu, bahasa daerah yang ada juga

setara dan tidak ada usaha dan niat untuk menghapuskan bahasa-

bahasa daerah dan dialeknya. Oleh karena itu, bagian terbesar

dari negara Indonesia adalah bahasa.

Kaji dan analisis kasus di atas dengan menjawab pertanyaan di

bawah ini.

1. Berdasarkan kasus di atas, dapatkah kamu menemukan

bentuk kebudayaan lokal dan nasional? Jelaskan!

2. Adakah dampak positif dan negatif dari keragaman bahasa

tersebut? Sebutkan!

3. Bagaimana mengatasi dampak negatif keragaman bahasa

tersebut?

4. Berikan satu contoh kasus, konflik atau masalah yang muncul

sebagai akibat kesalahpahaman bahasa!